WARKVLT’s album Merdeka, released in 2015, stands out in the Indonesian black metal scene for its bold fusion of extreme metal with themes of nationalism and patriotism rooted in the country’s struggle for independence.
Unlike the genre’s typical focus on nihilism or anti-religious sentiment, Merdeka draws lyrical inspiration from Indonesia’s history between 1945 and 1949, referencing figures such as Bung Tomo and I Gusti Ngurah Rai, and incorporating the spirit of national poets like Chairil Anwar and Taufik Ismail.
Musically, the album delivers a raw, aggressive blend of black and thrash metal, with tracks like “Maju Serbu Serang Hancurkan!!!” and “Kibaran Bendera Segumpal Darah (Palagan Ambarawa)” serving as anthems of resistance and unity.
Merdeka has been recognized as one of Indonesia’s best black metal albums, praised for its unique concept and its role in defining the “Nusantara War Metal” subgenre, offering a powerful musical response to contemporary issues of national identity and cohesion.
Merdeka
Terhitung dalam rekam jiwa
Atas semangat ’45
Menyejarah Nusantara
Mengukirkan cinta emas pada negeri cincin api
Serbu!
Merdeka atau Mati!
Serang!
Terdengar kian merasuki jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Kau teriakkan semangat juang demi negeri
Kau relakan terkasih menahan terpaan belati
Untuk Ibu Pertiwi
Kutatap lambaian lunglaimu (?)
Bersimbah darah
Perlahan, para begundal khianat
Serbu!
Merdeka atau Mati!
Serang!
Terdengar kian merasuki jiwa
Tidak ada pilihan lain
Kita harus berjalan terus
Kala berhenti atau mundur
Berarti hancur
Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat Nusantara
Kini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Maju!
Serbu!
Serang!
Terjang!
Merdeka!
Maju, Serbu, Serang, Hancurkan!!! (10 November 1945)
Maju!
Serbu!
Serang!
Hancurkan!
Berjuang membela Tanah Air
Sepanjang nafas berhembus
Dari gempuran tentara sekutu
Yang menghancurleburkan Kota Surabaya
Terus bertempur melawan sekutu
Dari darat, laut, dan udara
Diluluhlantakkan terus menerus tiada henti
Maju!
Serbu!
Serang!
Hancurkan!
…
Mengejar kemerdekaan dengan mengusir penjajah
…
Demi Indonesia
Demi kemerdekaan bangsa …
Merdeka atau mati
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Surabaya
Kibaran Bendera Segumpal Darah (Palagan Ambarawa)
Mengasah senjata dan mengisi senapan
Memompa kembali setiap semangat juang
Karena tiada rela Belanda kembali ke Pertiwi
Hanya tinggalkan tangis dan jerit ngeri
Suara senapan kian beringas
Suara lolongan kematian kian mengerikan
Bunuh Belanda!
Jangan biarkan mereka hidup
Bunuh mereka!
Kita telah merdeka
Suara senapan kian beringas
Suara lolongan kematian kian mengerikan
Bunuh Belanda!
Bunuh mereka!
Ini semua demi Pertiwi tercinta
Suara senapan beradu hiasi malam
Jeritan kematian laksana orkestra
Membahana penuhi sudut Ambarawa
Tergelat bersimbah darah dijemput fajar
https://id.wikipedia.org/wiki/Palagan_Ambarawa
Untukmu Negeriku (Puputan Margarana)
Hancur lebur tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Sangsaka putih suci
Melambai ditiup angin
Air mata bercucuran
Menyanjungkan do’a
Untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
20 November 1946 di Margarana
Tetap berani menghadapi rentetan senapan mesin
Sangsaka merah berani
Sangsaka putih suci
Melambai ditiup angin
Air mata bercucuran
Menyanjungkan do’a
Untuk pahlawan negeri
Tubuhku hancur
Hilang entah kemana
Demi darahmu
Demi tulangmu
Aku perjuangkan negeriku ini
Indonesia
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya
20 November 1946 di Margarana
Tetap berani menghadapi rentetan senapan mesin
https://id.wikipedia.org/wiki/Puputan_Margarana
Memerah di Atas Darah Perjuangan
Sebab kita tidak bertujuan bernegara hanya satu windu saja,
kita bertujuan bernegara seribu windu lamanya,
bernegara buat selama-lamanya.
Jer basuki mawa beya.
Sekali merdeka, tetap merdeka!
Merdeka, merdeka buat selama-lamanya!
Bukit-bukit di negeriku ini
Tenggelam oleh darah dan air mata
Memerah di atas darah perjuangan
Darah!
Darahku mendidih
Dipalu kepalan sukmaku
Wahai alam yang tak bernyawa
Wahai raga yang tak bernyawa
Wahai alam yang tak bernyawa
Wahai raga yang tak bernyawa
Aku anak Indonesia
Merdeka!
Merdeka!
Ibu Pertiwi mengenang pahlawan sejati
Mereka yang berjuang di ujung bambu runcing
Demi merdeka darah (?)
Butuh pejuang sejati
Penderitaan adalah tanah air mereka
5 Mei 27 Mei 28 April 2019 2021 2022 2023 2024 2025 April 2023 April 2025 Dokumen Dokumen Kinerja Dokumen Perencanaan Februari 2025 Information Systems Inspektorat Daerah Kecamatan Kementerian Dalam Negeri Kinerja Laporan Hasil Evaluasi Laporan Hasil Evaluasi AKIP Laporan Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2022 Laporan Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2023 Laporan Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2024 Maret 2025 Mei 2024 Mei 2025 Music Music Album Musrenbang Musrenbang Kecamatan Musrenbang RKPD Peraturan Bupati Pirate Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RKPD Tahun 2025 RKPD Tahun 2026 RPJMD Tahun 2025-2029 RPJPD SAKIP SAKIP Tahun 2024 Sekretariat Daerah Surat Edaran
“Sate, 200 tusuk makan di sini.”